Penyebab utama di balik peningkatan sensitivitas kafein ini adalah melambatnya metabolisme tubuh seiring bertambahnya usia. Nichola Ludlam-Raine, seorang ahli diet terdaftar dan juru bicara British Dietetic Association (BDA), menjelaskan bahwa banyak orang memang menjadi lebih sensitif terhadap kafein seiring bertambahnya usia karena metabolisme mereka cenderung melambat.
Kafein dimetabolisme di hati, dan proses ini sangat bergantung pada enzim tertentu, terutama CYP1A2. Seiring bertambahnya usia, jumlah enzim ini berkurang dan aktivitasnya menurun, membuat hati kurang efisien dalam memproses kafein. Akibatnya, kafein tetap berada di dalam tubuh lebih lama, sehingga efeknya terasa lebih kuat dan tidak menyenangkan.
Tingkat pembersihan kafein yang lebih lambat ini berarti jumlah kopi yang sama yang biasa diminum seseorang akan memiliki efek yang diperkuat. Hal ini dapat menciptakan sensasi tidak menyenangkan seperti kegelisahan, kecemasan, detak jantung cepat, sakit kepala, hingga insomnia.